• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBENTUKAN KATA MAJEMUK DARI KANJI 月(TSUKI ; GETSU ; GATSU) 月「つき;がつ; げつ」の漢字からなる複合語の語形成 SKRIPSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES PEMBENTUKAN KATA MAJEMUK DARI KANJI 月(TSUKI ; GETSU ; GATSU) 月「つき;がつ; げつ」の漢字からなる複合語の語形成 SKRIPSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Dalam proses tersebut

dibutuhkan alat komunikasi berupa bahasa. Seperti yang dikemukakan oleh Dedi

Sutedi,

“ketika menyampaikan ide pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis,orang tersebut mampu menangkap apa yang kita maksud tidak lain karena Ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan (dentatsu) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis” (2003:2).

Salah satu unsur penting pembentuk sebuah bahasa adalah kata. Menurut

Verhaar kata adalah satuan atau bentuk bebas dalam tuturan. Bentuk bebas secara

morfemis adalah bentuk yang dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan

bentuk lain yang digabung dengannya, dan dapat dipisahkan dari bentuk bebas

lainnya di depannya dan dibelakangnya dalam tuturan (1996 : 97).

Bahasa Jepang adalah bahasa yang kaya dengan kata. Kaneda mengatakan

dalam Kholik (2013:1) bahwa, “Dengan menguasai seribu kata kita sudah dapat

(2)

bahasa Jepang meskipun menguasai seribu kata, seorang pembelajar bahasa asing

baru dapat memahami 60% percakapan sehari-hari.”

Akimoto mengatakan bahwa ada dua macam jenis kata dalam bahasa Jepang,

yaitu kata tunggal (tanjungo) dan kata gabung (goseigo).

“Kata tunggal: kata yang menunjukan makna yang sebenarnya, terdapat unsur yang menjadi pusat seluruh bagian yang menerangkan makna kata, kata yang terbentuk dari satu buah kata dasar.

Kata gabung : kata gabung terbagi menjadi tiga yaitu,kata majemuk terdiri dari dua atau lebih kata dasar,kata ulang terbentuk dari kata dasar yang sama,dan kata turunan terbentuk dari kata dasar ditambah dengan imbuhan” (2002:83).

Untuk memperoleh ketepatan penggunaan kata dalam berbahasa, pemahaman

akan makna ataupun konsep yang terwakili dalam kata merupakan hal yang

penting, karena tidak semua kata memiliki makna yang sebenarnya. Terutama

pada kata majemuk.

Terdapat lima jenis kata majemuk dalam bahasa Jepang yaitu: kata majemuk

nomina, kata majemuk verba, kata majemuk I, kata majemuk

adjektiva-na, kata majemuk adverbia. Dalam kata majemuk juga terdapat hubungan

sintaksis yaitu hubungan timbal balik yang dapat menjelaskan bagaimana

terbentuknya sebuah kata.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang kata majemuk.

Sebagai batasan peneliti membatasi dengan kata majemuk yang salah satu

unsurnya adalah kanji月(tsuki;getsu;gatsu). Kanji月(tsuki;getsu;gatsu) termasuk

(3)

Kanji 月(tsuki;getsu;gatsu) dipilih sebagai objek penelitian karena beberapa

hal berikut. Pertama, kanji tersebut memiliki satu arti yaitu „bulan‟, namun makna

kata bulan mengacu pada dua kemungkinan yaitu bulan yang merupakan unsur

alam dan juga bulan yang terdapat pada sistem penanggalan atau kalender, ada

juga kata majemuk yang memilliki unsur bulan tetapi tidak memiliki makna bulan

sama sekali. Selanjutnya, berdasarkan cara baca kanji ini memiliki cara baca kun

yomi yakni: tsuki dan on yomi yakni: getsu, gatsu, cara baca kanji ini akan

berubah sesuai dengan karakter kata lain yang bergabung dengannya. Selain itu

pada saat pembentukan kata gabung juga sering dijumpai perubahan komposisi

bunyi dari komponen kata, termasuk juga pada kata majemuk yang terdapat kanji

月(tsuki;getsu;gatsu).

Berdasarkan hal-hal di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana proses

pembentukan kata majemuk jika salah satu unsur pembentuknya adalah nomina

tsuki, kemudian bagaimanakah makna yang dapat dihasilkan, selain itu

bagaimanakah hubungan sintaksis yang membentuknya.

Dengan latar belakang tersebut peneliti membuat penelitian tentang kata

majemuk yang salah satu unsur pembentuknya adalah kanji月(tsuki;getsu;gatsu)

dengan judul “Proses Pembentukan Kata Majemuk dari Kanji

(4)

1.1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya masalah yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah proses pembentukan kata majemuk apabila salah satu

unsurnya adalah kanji月(tsuki;getsu;gatsu)?

2. Bagaimanakah makna yang dihasilkan dari kata majemuk yang salah satu

unsurnya adalah kanji 月(tsuki;getsu;gatsu)?

3. Bagaimanakah hubungan sintaksis yang terdapat pada kata majemuk

apabila salah satu unsurnya adalah kanji月(tsuki;getsu;gatsu)?

1.2Tujuan

Penelitan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1 Untuk mengetahui bagaimanakah proses pembentukan kata majemuk

apabila salah satu unsurnya adalah kanji月(tsuki;getsu;gatsu).

2 Untuk mengetahui bagaimanakah makna yang dihasilkan dari kata

majemuk yang salah satu unsurnya adalah月(tsuki;getsu;gatsu).

3 Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan sintaksis yang terdapat pada

kata majemuk apabila salah satu unsurnya adalah kanji月

(5)

1.3 Ruang Lingkup

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian

menjadi lebih terfokus maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian.

Pada penelitian hanya akan membahas proses pembentukan kata majemuk dan

makna yang ditimbulkan dari pembentukan kata majemuk yang terdapat kanji月

(tsuki;getsu;gatsu).

Pada ilmu linguistik proses pembentukan kata termasuk dalam ranah

morfologi, dalam bahasa jepang dikenal dengan sebutan keitairon. Menurut Dedi

Sutedi (2003:41), morfologi merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji

tentang kata dan proses pembentukannya. Objek yang dipelajarinya yaitu kata

(go/tango) dan morfem (keitaiso).

Kemudian cabang linguistik yang khusus mengkaji tentang makna adalah

semantik. Menurut Stephen Ullman yang diadaptasi oleh Sumarsono, ada dua

cabang utama linguistik yang khusus menyangkut kata yaitu etimologi yang

merupakan studi tentang asal-usul kata dan semantik yang merupakan studi

tentang makna (2007:1). Sedangkan dalam bahasa Jepang semantik dikenal

dengan sebutan imiron. Menurut Dedi Sutedi, objek kajian semantik adalah

makna kata (go no imi), relasi makna (go no imi kankei) antar satu kata dengan

kata lainnya, makna frase dalam suatu idiom (ku no imi) dan makna kalimat (bun

(6)

1.4 Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode deskriptif seperti yang diungkap oleh Fatimah

Djajasudarma bahwa,

“Karya linguistik memperlakukan bahasa bukan sebagai suatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis, berkembang sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakat bahasa. Oleh karena itu pendekatan pada bahasa dapat dilakukan secara deskriptif (sinkronis) yakni dengan mempelajari berbagai unsurnya pada suatu masa tertentu, atau secara historis (diakronis) yakni dengan mempelajari perkembangan bahasa dari waktu ke waktu”(2006:16).

Penelitian dengan metode deskriptif lebih menekankan pada data-data yang

terkumpul. Data-data tersebut diperoleh melalui metode kepustakaan (library

research). Kemudian menurut Sudaryanto dalam upaya memecahkan masalah

peneliti harus melangkah pada tiga tahap upaya strategis yang berurutan:

penyediaan data, penganalisisan data yang telah disediakan, dan penyajian hasil

analisis data yang bersangkutan (1993:5).

1.4.1Tahap Penyediaan Data

Dalam linguistik, data yang dikaji bisa berupa kalimat, kosakata, atau bunyi

ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa diperoleh, serta bagaimana

sosio-kultural yang mempengaruhi masyarakat pengguna bahasa tersebut (Sutedi,

2003:6). Dalam penelitian ini digunakan data berupa kosakata yaitu kata majemuk

(7)

Data-data berupa kosakata tersebut diperoleh melalui metode kepustakaan

(library research). Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menyediakan data

adalah metode simak atau penyimakan dengan teknik catat. Data yang diperoleh

diantaranya berasal dari software kamus digital Zkanji, Kamus Kanji Modern

Jepang-Indonesia dan Kamus Jepang-Indonesia.

1.4.2 Tahap Analisis Data

Dalam menganalisis data yang berupa kosakata kata majemuk metode analisis

deskriptif digunakan untuk menganalisis proses pembentukan, makna dan

hubungan sintaksis yang dimiliki oleh kata tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap analisis adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data berupa kata majemuk yang salah satu unsurnya adalah

kanji月(tsuki;getsu;gatsu).

2. Menganalisis proses pembentukan kata yang berupa pola, menganalisis makna

dan hubungan sintaksis yang terdapat dalam data.

3. Membuat kesimpulan secara deskriptif mengenai proses pembentukan, makna

dan hubungan sintaksis berdasarkan data yang telah dianalisis.

1.4.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

Terdapat dua metode penyajian data yaitu secara formal dan informal. Sudaryanto

menjelaskan bahwa metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa,

(8)

lambang-lambang (1993:145). Penelitian ini menggunakan metode penyajian data secara

informal, karena dapat membuat penjelasan lebih terperinci.

1.5Manfaat

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengembangan

terhadap linguistik bahasa bahasa Jepang, terutama di bidang morfologi dan

semantik.

1.5.2Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian Proses Pembentukan Kata Majemuk Dari Kanji 月

(tsuki ; getsu ; gatsu) dapat lebih memperdalam pemahaman peneliti mengenai

proses pembentukan kata dan memahami kata sesuai dengan maknanya.

Sedangkan bagi pembaca diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi

menambah referensi dalam pengembangan penelitian proses pembentukan kata

(9)

1.6 Sistematika

Untuk mempermudah pembaca, maka skripsi ini disusun secara sistematis dalam

beberapa bab.

Bab I merupakan bab pendahuluan, berisi penjelasan latar belakang dan

permasalahan, tujuan, manfaat, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kerangka teori, membahas penelitian

terdahulu yang berasal dari skripsi terdahulu yang berkaitan dengan kata

majemuk dan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori yang

dimaksud adalah teori morfologi dan semantik.

Bab III merupakan bab pemaparan hasil dan Pembahasan, berisi tentang

pembahasan masalah dan analisis data yang telah terkumpul. Dalam bab ini

peneliti akan menganalisis pola, makna dan hubungan sintaksis yang terdapat

pada kata majemuk yang salah satu unsurnya adalah kanji 月(tsuki;getsu;gatsu).

Bab IV merupakan bab penutup, berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah (1) memperbanyak berbagai klon panili asal variasi somaklonal yang diduga tahan terhadap penyakit, serta menguji ketahanan hasil seleksi in vitro

Dari Abdullah bin Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka

Perubahan karakter Jumlah mutan Warna bunga 417 Bentuk bunga 31 Bentuk tanaman 25 Warna daun 13 Daun varigata 9 Tipe ornamen 9 Bentuk daun 7 Masak lebih awal 6 Tumbuh lebih cepat

Berbeda dengan nelayan kabupaten Cilacap, nelayan di PPSC biasa menggolongkan musim penangkapan menjadi tiga yaitu: musim puncak terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan

Studi yang berjudul “English Prepositional Phrases Using Prepositions “By”,“With”, and “Without” and Their Translation Equivalences in Indonesian adalah mengenai

Dari uraian di atas nampak bahwa masalah-masalah utama dalam konsumsi energi dan protein adalah tidak tercukupinya standar kecukupan minimum baik energi maupun protein pada

tersebut sudah menjadi tanah negara bebas.Oleh karena itu diperlukan pembuktian tertulis yang diketahui oleh Lurah atau Kepala Desa, dan Camat setempat, sehingga dapat